DEMAM berdarah termasuk jenis penyakit infeksi virus Dengue yang berasal dari famili Flaviviridae dan genus Flavivirus yang ditularkan dan dibawa oleh vektor yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Albocpictus.
Demam berdarah termasuk menjadi salah satu masalah penyakit sering ditemukan dilingkungan masyarakat dengan kondisi wilayah yang endemis mendukung pertumbuhan nyamuk dan sikap masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan.
Dilihat dari data Kementerian Kesehatan RI penyakit Demam Berdarah masih memiliki jumlah kasus yang tinggi berkisar 131.265 kasus.Penyebaran infeksi virus dengue dari vektor nyamuk melalui gigitan. Di beberapa daerah yang berada di Sumatera Utara terdapat beberapa daerah yang memiliki insidensi penyakit demam berdarah yang tinggi.
Data BPS Sumatera Utara yaitu Deli Serdang (1.326 kasus), Medan (1.068 kasus), Kabupaten Simalungun (736 kasus), Asahan (633 kasus), Langkat (543 kasus),dan Dairi (319 kasus), dst. Mengenai data insidensi tersebut diperbaharui terakhir pada 2021.
Dari data BPS tersebut pemerintah, dinas kesehatan wilayah Sumatera Utara tetap menghimbau masyarakat agar menjaga kebersihan dan memberikan sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu dengan diadakan sosialisasi 3M Plus.
Pada daerah Sumatera Utara memiliki daerah endemis kasus DBD terjadi dan tiap tahun mengalami penyebaran yang sangat cepat. Beberapa daerah endemis yang memiliki kasus kedua terbanyak di Medan dapat terjadi akibat faktor jumlah penduduk yang banyak.
Adapun faktor perilaku vektor memiliki hubungan berat dengan lingkungan seperti iklim, upaya dalam pengendalian vektor, urbanisasi, dsb. Tempat perkembangbiakan vektor dapat terjadi di dalam lingkungan rumah masyarakat maupun di luar lingkungan masyarakat, seperti adanya drum atau wadah di halaman rumah masyarakat yang dapat menjadi tujuan utama tempat perkembangbiakan jentik-jentik jika berkembangbiak dapat menjadi vektor nyamuk pembawa demam berdarah.
Virus dengue termasuk Kelompok virus arthropoda dari hasil penelitian negara Indonesia memiliki jenis serotype virus Dengue terdapat 4 yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4, Pada Tahun 2013 ditemukan isolasi serotype terbaru yaitu DENV-5.
Dari salah satu dinkes Sumatera Utara mengatakan bahwa pada tahun 2023 di Sumatera Utara sampai bulan Maret telah teridentifikasi 1,265 kasus dan CFR sebesar 0,4 % sehingga pemerintah dan Dinas Kesehatan harus menggalakkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) mengenai upaya yang harus dilakukan untuk menurunkan kejadian luar biasa karena banyak wilayah sumatera utara yang dinyatakan sebagai wilayah endimis demam berdarah.
Adapun upaya yang sudah dilakukan yaitu dengan mengajak masyarakat untuk ikut peran dalam membasmi vektor nyamuk dengue dengan menerapkan kegiatan 3M+ melalui sosialisasi Dinas Kesehatan yang hadir ke kota/kabupaten wilayah yang ada disumatera utara agar masyarakat tau upaya dalam mencegah wabah DBD dengan kegiatan yang kecil seperti menguras wadah yang berisikan air yang tidak perlu digunakan, menutup tempat yang berisikan air agar tidak terdapat genangan air untuk tempat berkembangbiaknya vektor nyamuk, serta memakai kembali barang bekas atau wadah yang masih bagus yang dapat berpotensi sebagai wadah perkembang biakan nyamuk.selain dari sosialisasi mengenai 3M+, Dinas Kesehatan Sumatera Utara harus rutin menyelenggarakan kegiatan jumantik (juru pemantau jentik) di seluruh Kelurahan, kecamatan, kabupaten, dan kota di Sumatera Utara.
Pemerintah juga dapat berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan untuk memberikan edukasi bahayanya vektor nyamuk dengue melalui website Dinas Kesehatan masing-masing kabupaten dan kota atau dapat dibuat dalam bentuk Iklan dipasang dijalan maupun dalam social media.
Upaya lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk menurunkan kasus demam berdarah di Suamtera Utara dengan mengadakan sosialisasi dan memberikan edukasi agar masyarakat sadar pentingnya menjaga Kesehatan dan lingkungan sekitar, serta masyarakat juga mendapat wawasan mengenai penyakit demam berdarah dan penyebaran vektor demam berdarah seperti apa.
Selain itu juga upaya yang dilakukan pemerintah adalah melakukan fogging untuk meminimalisir jumlah vektor nyamuk dengue dewasa yang dapat dilakukan seminggu sekali atau sekali dua minggu pada setiap kabupaten maupun kota didaerah sumatera utara tetapi diadakan program fogging dapat menimbulkan residu yang membahayakan sistem pernapasan masyarakat jika terhirup.
Data surveilans yang telah dilakukan oleh pihak peneliti diserahkan kepada pemerintah dapat dimasukkan kedalam website sumatera utara agar masyarakat serta Dinas Kesehatan juga mudah dalam menanggulangi kasus Demam berdarah tersebut. Data surveilans yang terdapat diwebsite Sumatera Utara termasuk sedikit mengenai kasus, mortalitas dan wilayah mana yang endemik, hal tersebut seharusnya lebih diperhatikan agar masyarakat mengetahui perkembangan wabah DBD yang masih tinggi atau tidak di Sumatera Utara.
Dari hasil penagamatan saya saat saya ingin mengkesplor jumlah kasus demam berdarah di sumatera utara data BPS sumatera utara lama diperbaharui sehingga menyulitkan untuk mengetahui perkembangan kasus demam berdarah di sumatera utara.
Data yang didapat juga hanya bentuk wawancara dibeberapa laman publikasi jika dilihat sebagaimana pembaca tidak mendapatkan informasi yang lengkap hanya mengetahui jumlah total keseluruhan pada seluruh wilayah kota dan kabupaten disumatera utara tidak data runtun dari masing-masing wilayah yang ada di Sumatera Utara, selain dimuat dalam data tabel sebaiknya pemerintah Sumatera Utara menginovasi data tersebut menjadi bentuk grafik agar lebih mudah dilihat perkembangan kasus demam berdarah yang terdapat.
Dari hasil pengamatan menyatakan bahwavhasil evaluas dalam pengadaan program P2 DBD terhambat akibat keterbatasan dana di Dinas Kesehatan Sumatera Utara sehingga program P2 DBD tidak berjalan maksimal, alokasi dana hanya bersifat fluktatif yang hanya diproritaskan pada hal teknis serta kurangnya koordinasi dengan pemerintah setempat seperti camat, lurah, kepala desa yang harus lebih bertanggung jawab terhadap daerah kuasanya dalam menanggulangi wabah DBD yang terdapat.
Upaya pengendalian demam berdarah mnyamuk dengue dari segi Teknologi dengan memanfaatkan Wolbachia yaitu bakteri endsimbiotik intraseluler yang didapat pada lalat buah Drosophila. Penggunaan Wolbachia dengan memanipulasi reproduksi inangnya yang telah diinduksi wolbachia termasuk pengendalian secara biologis serangga vektor dan penyakit.
Bakteri Wolbachia yang banyak diisolasi pada nyamuk betina aedes aegypti sehingga saat perkawinan mendapatkan individu yang memiliki bakteri Wolbachia yang berfungsi dalam pengendalian vektor.
Wolbachia diisolasi dari lalat buah ke dalam telur nyamuk aedes aegypti dan sedang diuji coba dari 2011-sekarang pada 2017 dilakukan uji efiksasi untuk melihat keamanan penggunaan bakteri Wolbachia di Kota Yogyakarta. Hasil dari uji efiksasi di Kota Yogyakarta membuahkan hasil yang baik karena isolasi bakteri Wolbachia kedalam telur nyamuk aedes aegypti dapat menyurunkan kasus demam berdarah sekitar 77,1%.
Pemerintah sumatera utara dapat berkolaborasi dengan Departemen Kesehatan dan Peneliti untuk mencoba dan menguji penggunaan bakteri Wolbachia dalam skala laboratorium untuk melihat tingkat efektivitas, hasil dari skala laboratorium dapat diujikan dalam wilayah endemis demam berdarah untuk melihat apakah memiliki pengaruh dalam mengurangi penyebaran populasi nyamuk yang dapat menyebarkan penyakit demam berdarah, selain dari kegiatan pemberantasan sarang nyamuk seperti Juru pemberantasan jentik, Fogging, 3M plus, dsb.*
Penulis: Christini Bernaindah Nadapdap, Mahasiswi Universitas Kristen Duta Wacana, Program Studi Biologi.