KARO, Metro24jam.news– Sejak terakhir mengalami erupsi Gunung Api Sinabung di tahun 2021, hingga sampai saat ini tidak lagi mengalami erupsi, dan statusnya juga sudah diturunkan pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Namun, ada juga pihak tertentu, yang menginginkan terjadi nya gejolak erupsi Gunung Api Sinabung, berada di Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo yang mempunyai ketinggian 1.460 meter di atas permukaan laut (mdpl). Saat ini status Gunung Sinabung mengalami level III (Siaga).
Catatan Metro24jam.news erupsi Gunung Api Sinabung telah merenggut puluhan jiwa, mulai dari warga asli Karo, warga pendatang, juga termasuk awak media (wartawan) yang saat itu lagi aktif – aktif nya gejolak erupsi Gunung Sinabung terjadi.
Bahkan, kucuran dana dari pemerintah pusat tidak sedikit, saat itu Humas BNPB Alm Sutopo mengatakan, paling banyak kucuran bencana alam, yang diberikan pemerintah pusat dalam peristiwa erupsi Gunung Sinabung untuk Pemkab Karo. Sementara ribuan orang, yang meninggal akibat bencana alam berupa tsunami di Aceh sekitar nya saja tidak sebesar itu anggaran dana dikucurkan oleh pemerintah.
Sudah Tenang Diributin
Akibat pola fikir, dan tangan yang tidak bertanggungjawab atas fitnah guna menulis berupa Broadcast WhatsApp untuk menakut takuti warga khusus nya di Kabupaten Karo, Sumatera Utara terkait meletus besar nya Gunung Api Sinabung, jajaran Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Sinabung memberikan keterangan tertulis.
“Dengan ada nya hoax yang beredar di sekitar Kabupaten Karo, dan Sumut, bahwa berita ini tidak benar. Dan kami dari PVMBG/Pos pengamatan Gunung Api Sinabung tidak pernah memberikan berita/ himbauan tentang Gunung Api Sinabung akan meletus besar,” tulis Kepala PGA Sinabung, Armen Putra, Jumat (24/2/2023).
Diantie boru Ginting, warga Berastagi, yang mendapat pesan berupa Broadcast WhatsApp tersebut sangat geram, dan mengutuk tangan, yang tidak bertanggungjawab tersebut.
“Sudah tenang saat ini Gunung Api Sinabung malah difitnah, dengan dalih akan meletus besar guna menakut nakuti warga sekitar khusunya warga Karo. Akibat berita hoax tersebut membuat kami di sini juga merasa cemas. Namun, kami selaku warga di sini sudah faham sifat Gunung Api Sinabung saat gejolak erupsi. Bagaimana tidak, tahun – tahunan kami rasakan erupsi tersebut, mulai dari berduka atas meninggal nya warga Karo dan luar Karo akibat paparan awan panas dari letusan Gunung Sinabung,” ungkap nya didampingi Adit, pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.
Ribuan warga mengungsi di tempat pertemuan (Jambur), lanjut dikatakan Diantie boru Ginting, setiap hari menyirami abu vulkanik terutama di wilayah rumah, semua manusia sibuk dengan keadaan bencana alam tersebut. ratusan ternak hewan mati, perladangan warga rusak. Kota wisata mati suri, pasca erupsi Gunung Sinabung.
Mata Dunia Lirik
Pasca erupsi Gunung Api Sinabung menjadi pusat perhatian dunia, mulai dari pemberitaan, bantuan, hingga orang nomor satu di negara ini menginjakan kaki ke Kabupaten Karo.
Gunung Api Sinabung meletus pertama kali di tahun 2010, tepat nya sekitar bulan Agustus, setelah tidur selama 400 tahun. Gejolak letusan pertama tidak sedahsyat pada bulan September tahun yang sama, Gunung Api Sinabung kembali meletus.
Setelah itu, Gunung Api Sinabung kembali tidur lagi, dan tahun 2013 tepat nya pada bulan September Gunung Api Sinabung kembali meletus dahsyat, dimana korban berjatuhan. 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karo wajib meraskan paparan abu vulkanik. Siang dan malam terjadi erupsi, hingga tahunan hal itu dirasakan warga. Bahkan paparan abu vulkanik sampai ke Negeri Jiran Malaysia.
Terakhir Gunung Api Sinabung meletus di tahun 2021, dan penurunan status Gunung Api Sinabung selama tiga tahun, dari level IV (Awas) menjadi level III (Siaga) di tahun 2022 lantaran sudah dianggap tenang tidak meletus lagi.
Catatan: Dede Basyri Hasibuan.