BINJAI, Metro24jam.news – Yayasan Cahaya Bersama Rakyat (CBR) yang bergerak bidang Pembentukan Kelompok masyarakat Peduli TBC (Tuberkulosis) menggandeng perusahaan media yang tergabung dalam Serikat Media Syber Indonesia (SMSI) serta pemerintah Kota (Pemko) Binjai melalui Dinas Kesehatan, menggelar konferensi pers pernyataan bersama upaya kolaborasi penanggulangan Tuberkulosis di Kota Binjai, Kamis (29/12) siang.
Hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan di Coffee Day, Jalan S. Hasanuddin, Kecamatan Binjai Kota ini yaitu Ketua Yayasan CBR Kota Binjai Arifuddin Bone beserta pengurus, Sekretaris Dinkes Binjai dr Indra Tarigan, perwakilan Rumah Sakit dan Klinik, Dinas terkait, serta belasan awak media Kota Binjai.
Ketua Yayasan Cahaya Hati Bersama (CBR) Kota Binjai Arifuddin Bone, dalam sambutannya menegaskan, adapun salah satu tujuan dari Yayasannya adalah untuk meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta mengajak stakeholder agar Ikut menyemarakkan Peduli kesehatan agar Terhindar dari penyakit TBC.
“Dalam hal ini yayasan kami bekerjasama dengan Dinkes Kota Binjai untuk menanggulangi TBC. Dalam hal ini kita lacak dan kita dampingi untuk pengobatannya,” ungkap Arifuddin Bone.
Hadir di Kota Binjai sejak awal 2021 dan akan berakhir pada 2023 mendatang, lanjut Arifuddin, pihaknya berjanji akan terus menyemarakkan Peduli kesehatan agar Terhindar dari penyakit TBC.
“Sebab dari data Dinkes, Binjai masih banyak yang menderita TBC Sedangkan dari data kami, yang terbanyak berada di Kecamatan Binjai Selatan,” urainya.
Sebagai Ketua Yayasan CBR, ia juga menegaskan bahwa program Penanggulangan TB di Kota Binjai dilaksanakan oleh pihaknya sebagai salah satu SSR atau Sub-Sub Recepient.
“Perlu diketahui bahwa TB adalah penyakit menular. Ada sekitar 330 pasien penderita TB yang kami obati. Sementara dalam 1 orang penderita, kami harus melakukan scrinning terhadap 20 orang lainnya atau orang terdekat. Sedangkan ada 16 orang pasien yang masih dalam proses penyembuhan, tapi mangkir pengobatannya. Hingga saat ini kami juga sudah melakukan penyuluhan di 62 titik Cafe dan sejenisnya yang ada di Kota Binjai,” tegas Arifuddin Bone, seraya berjanji bahwa di tahun 2023 mendatang, pihaknya akan terus serius membantu Dinkes Binjai untuk meningkatkan SPM.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Binjai dr Indra Tarigan, yang dipercaya sebagai narasumber sekaligus membuka kegiatan tersebut dalam paparannya mengakui jika penanganan TBC di Kota Binjai dalam beberapa tahun kebelakang sempat tenggelam karena Pandemi Covid-19.
“Di tahun 2020 2021, TB tenggelam karena Pandemi Covid. Namun sejak kami sudah menjalin kerjasama dengan Yayasan CBR, tepatnya pada Ramadhan 2021, SPM bergerak meningkat, yaitu hampir 81 persen dari sebelumnya dibawah 50 persen,” ujar dr Indra.
Sebagai seorang dokter, Indra Tarigan juga menegaskan bahwa penyakit TB wajib untuk ditemukan. “Ada program TOS, yaitu Temukan, Obati dan Sembuhkan. Awalnya program TB resisten tidak sembuh penyembuhan. Namun sekarang Kementerian Kesehatan mengucurkan dana sekitar 100 juta untuk 1 orang pasien yang terkena TBC. Melalui program ini, tentunya kita akan bekerja maksimal sehingga TB resisten bisa disembuhkan,” katanya.
Guna lebih memaksimalkan program yang ada, dr Indra juga mengatakan bahwa di tahun 2023 mendatang, pihaknya juga akan menggandeng Stakeholder. “Potensi TB di negara kita sangat tinggi, khususnya negara tropis seperti Indonesia dan India. Sebagai contoh, orang yang batuk karena TBC disebuah diruangan bisa menular ke kita yang saat itu berada ditempat yang sama,” beber pria yang akrab dengan awak media ini.
Sedangkan di Indonesia, lanjutnya, umumnya TBC menyerang pada sistem pernafasan. “Hampir 80 persen mendarat di Paru paru dan TBC merupakan penyakit legend. Ini merupakan problem bagi negara berkembang dan penduduknya banyak. Negara kita sendiri peringkat ketiga penderita terbanyak,” pungkasnya.
Lebih lanjut dikatakan dr Indra Tarigan, berdasarkan data dari Kemenkes, ada 12 jenis penyakit yang harus dilayani dan diobati dengan maksimal dan sampai sembuh. Dan untuk TBC merupakan paling dasar untuk dilayani kesehatannya.
“Perlu diketahui bahwa TB umumnya bersinggungan dengan HIV dan diabetes,” pungkas dr Indra, seraya meminta kepada seluruh stakeholder untuk mendukung program SPM.
Diakui Sekretaris Dinkes Kota Binjai ini, sejak tahun 2021 lalu, pihaknya juga sudah menggandeng kembali klinik Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Binjai dan klinik swasta lainnya untuk melakukan pengobatan bagi penderita TBC. Bahkan Pemerintah Kota Binjai sudah mempunyai alat untuk melakukan pelayanan TBC berupa pemeriksaan dahak yang disebut TCM (Tes Cepat Molekuler) yang ditempatkan di RSUD Djoelham Binjai.
Adapun lokasi atau tempat pelayanan TBC menurut dr Indra, diantaranya yaitu RSUD Djoelham, RS Tentara, 8 RS swasta, 8 Puskesmas Induk, 1 Klinik Lapas dan 18 klinik swasta yang tersebar di Kota Binjai.
Dirinya juga memaparkan, untuk jumlah target pasien TB SO yaitu 694 pasien dari target 993. Jumlah pasien TB RO yaitu 9 sedang diobati dan 6 sudah sembuh. Sedangkan jumlah suspek TB yaitu 4.367 suspek dari target 5.330.
“Inilah angka SPM kami walau awalnya capaian SPM kota Binjai sangat rendah. Untuk Kecamatan Binjai Barat adalah paling banyak jumlah suspeknya, sebab disana ada Lapas dan ada 29 orang yang positif mengidap TBC. Yang kedua berada di Kecamatan Binjai Selatan, tepatnya di Kelurahan Binjai Estate.
Sebagai Sekretaris Dinkes Kota Binjai, dr Indra Tarigan menghimbau kepada masyarakat agar jangan panik apabila ada keluarga kita atau orang terdekat yang diduga menderita TBC.
“Sebab TB bisa disembuhkan, bukan ditakuti, dan penyakit ini jarang menimpa pada suami istri. Namun untuk pengobatannya perlu perhatian dan pengobatan selama 6 bulan,” urai dr Indra.
Diakhir paparannya, dr Indra menegaskan bahwa pihaknya bersama stakeholder diantaranya Yayasan CBR, akan kembali konsentrasi dalam melakukan penyembuhan terhadap penyakit TBC. “Mengulang seperti 4 tahun yang lalu. Kedepan kami akan melakukan sosialisasi, terutama bagi perokok, para pekerja yang bekerja diruangan dengan udara yang sejuk atau bekerja bengkel dan penderita diabetes,” demikian tutup Sekretaris Dinkes Kota Binjai.
Mewakili Dinas Kesehatan Kota Binjai, dr Indra Tarigan juga memberikan cinderamata kepada Yayasan CBR, yang telah ikut membantu dalam menangani kasus TBC.*
Penulis: Syahzara Solihin