
BINJAI, Metro24jam.news – Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023, harga komoditas telur ayam mengalami kenaikan pada akhir November dan awal Desember tahun ini.
Hal tersebut ditegaskan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting) Bambang Wisnubroto. Ia juga mengatakan, naiknya harga telur akibat dampak dari afkir dini oleh peternak pada saat stok melimpah dan harga mengalami penurunan di momen Lebaran lalu.
Wisnu menjelaskan, rata rata nasional harga telur ayam Ras di tingkat peternak pada 27 November 2022 sebesar Rp 26.800/Kg, atau mengalami kenaikan sebesar 15,9 persen dibanding bulan lalu (month-to-month/mtm).
Sementara di Pulau Jawa untuk harga telur ayam Ras sebesar Rp 27.140/Kg, atau naik 15 persen dibanding bulan lalu.
Walau secara nasional mengalami kenaikan, namun bukan menjadi tolak ukur bahwa stok telur ayam Ras mengalami kelangkaan. Berbagai upaya pun dilakukan Dinas terkait agar ketersediaan barang tersebut tetap ada di pasaran.
Salah satunya adalah Kota Binjai, Provinsi Sumatera Utara. Walau harga telur mengalami kenaikan dikarenakan harga pangan yang juga naik, namun stok telur ayam jelang Natal dan Tahun Baru 2023, masih tetap aman.
“Berdasarkan hasil pantauan dan monitoring kita terkait stok telur untuk Binjai, aman dan terpenuhi menjelang Nataru ini,” ungkap Kepala Dinas Tenaga Kerja Perindustrian dan Perdagangan (Disnaker Perindag) Kota Binjai, Hamdani Hasibuan, saat dikonfirmasi awak media, Kamis (15/12) siang.
Pun begitu, ia tidak menampik jika ada kenaikan harga jelang Natal dan Tahun Baru 2023 ini. “Untuk harga memang mengalami kenaikan. Kenaikan harga telur tersebut dikarenakan harga pakan yang naik,” urainya.
Diakui Hamdani, berbagai upaya preventif pun sudah dilakukan oleh pihaknya terkait kenaikan harga telur ayam tersebut, salah satunya yaitu melakukan kordinasi di tingkat Distributor dan agen.
“Beberapa upaya Preventif sudah kita lakukan, seperti melakukan koordinasi di tingkat Distributor dan agen untuk tidak melakukan kenaikan harga sepihak dan untuk tidak melakukan penimbunan,” beber Hamdani Hasibuan.
Hamdani juga mengakui bahwa pihaknya juga terus melaksanakan monitoring terhadap ketersediaan dan harga kebutuhan pokok setiap harinya di 3 Pasar yang ada di Kota Binjai.
“Kita juga terus melakukan Kordinasi lintas OPD untuk menjaga stabilitas stock dan harga kebutuhan pokok,” ujarnya.
Sebagai Kepala Disnaker Perindag Kota Binjai, Hamdani Hasibuan berharap sekaligus menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik atas kenaikan harga tersebut.
“Kami menghimbau kepada masyarakat agar tidak panic buying, dan berbelanjalah seperlunya sesuai kebutuhan,” himbau Hamdani Hasibuan.
Diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan penyebab naiknya harga telur ayam di pasar saat ini.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting) Bambang Wisnubroto menyampaikan harga telur ayam naik akibat dampak dari afkir dini oleh peternak pada saat stok melimpah dan harga turun di kala momen lebaran lalu. Dari afkir dini yang dilakukan, membutuhkan waktu setidaknya 24 minggu untuk mengembalikan populasi.
“Berdasarkan informasi dari peternak, sepanjang 2021 – 2022 harga telur rendah dan seringkali di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP) sehingga mendorong peternak mengurangi populasi, dimana puncaknya terjadi pada Puasa – Lebaran 2022,” katanya, Selasa (29/11) lalu, seraya menambahkan, setidaknya kurang lebih 24 minggu untuk mengembalikan populasi ke performa optimal.
Kemendag mencatat, harga telur ayam per 28 November 2022 telah mencapai Rp29.700 per kg, naik 1,37 persen setara Rp400 dari Jumat pekan lalu.
Kondisi supply and demand sepanjang periode Juni hingga November 2022, lanjut Wisnu, diperkirakan dalam keadaan kesetimbangan. Bila terjadi sedikit gangguan seperti kenaikan permintaan ketika pencairan program bantuan bagi masyarakat pada Agustus lalu berdampak pada kenaikan harga telur ayam ras baik di tingkat peternak maupun eceran.*
Penulis, Syahzara Solihin
Editor, Syahzara Solihin