Beranda Ekonomi Dari Lahan 1 Hektar, Sudung Bancin Panen 12 Ton Jagung

Dari Lahan 1 Hektar, Sudung Bancin Panen 12 Ton Jagung

445
0
Foto: Sudung Bancin Kepala Desa Kuta Tinggi Saat Panen Jagung Dilahannya. (ist)

Metro24jam.news, PAKPAK BHARAT – Sudung Bancin, dikenal sebagai Kepala Desa Kuta Tinggi Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatra Utara. Ia jadi kepala desa, setelah menang dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak gelombang III tahun 2021 lalu.

Saat menjadi kepala desa, pastinya banyak pekerjaan yang yang harus dikerjakan untuk menjalankan roda pemerintahan di desanya. Namun selain menjalankan pekerjaan di desa, ia juga masih memiliki pekerjaan sampingan, yaitu bertani menanam jagung di ladangnya.

Bahkan, tanaman jagung yang ditanamnya di lahan satu hektar tersebut juga tergolong berhasil serta memuaskan, contohnya, hasil yang didapat saat panen mungkin jauh berbeda dengan hasil petani jagung lain dengan jumlah bibit dan luas lahan yang sama d idaerahnya.

Sehingga, cara bertani menanam jagung yang dilakukan orang nomor 1 di Desa Kuta Tinggi ini, patut untuk diteladani para petani.

Terkait bagusnya hasil dari tanaman jagungnya tersebut, Sudung Bancin saat ditemui media ini di ruangan kerjanya dikantor Desa Kuta Tinggi, mengatakan hasil panen jagung dari lahannya dengan luas 1 hektar itu cukup memuaskan dirinya.

Dikatakannya, dari lahannya dengan luas satu hektar, dengan bibit Pioner P32 sebanyak 4 zak atau sekitar 20 Kg yang ditanamnya, ia bisa mendapatkan 12 ton jagung kering saat panen.

“Dari 4 zak bibit jagung Pioner P32 yang kami tanam atau sekitar 20 Kg, kami bisa mendapatkan 12 ton jagung kering saat panen, rata-rata 3 ton per zak,” kata Sudung dengan berbahasa daerah Pakpak.

Menurut yang biasa dilihatnya, petani jagung di daerah ini dalam satu zak dengan isi 5 Kg yang ditanam, rata-rata saat panen hanya bisa mendapatkan satu setengah sampai dua ton saat panen.

Ia juga menyampaikan, umur jagung yang paling bagus untuk dipanen persisnya, saat sudah umur 4 bulan 2 minggu. Kerna dilihatnya ada yang memanen jagungnya masih umur 3,5 bulan. Setelah dipanen, terlebih dahulu dijemur sebelum dijual. Dan resikonya buahnya kusut sampai 30%.

“Kenapa kita sarankan umur 4 bulan 2 minggu, kerna kalau kita panen saat umur tersebut, kita tidak perlu lagi menjemur, dan biji jagung juga tidak terlalu kusut. Rata-rata petani jagung disini memanen jagungnya saat umur masih 3,5 bulan, jadi resikonya buahnya bisa kusut sampai 30%,” saran Sudung.

Namun ia mengaku, harga jagung yang dijualnya sebelumnya turun, tidak seperti harga sebelum-sebelumnya sampai Rp5.000. Dan sekarang dijualnya hanya kisaran Rp.3.500-3.700 per kilonya.

Sudung menceritakan, untuk mendapatkan hasil jagung yang bagus tersebut sebelumnya, lahannya terlebih dahulu dibersihkan atau ditraktor serta disiram dengan dolomit. “Untuk kebutuhan dolomit dalam 1 Hektar tersebut sebelumnya, kami menyediakan sebanyak 2 Ton Dolomit untuk disiramkan,” kata Sudung.

Ia juga menyarankan, saat penaman jagung khususnya di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat jangan saat dimusim penghujan.

“Kalau bisa pada saat menanam bibit jagung itu khusunya didaerah Pakpak Bharat ini, jangan saat musim penghujan, karena curah hujannya cukup tinggi, otomatis tanah cukup lembab, bibit bisa busuk,” katanya.

Sudung menambahkan, untuk penanaman bibit jagung yang sudah dimasukkan pada lubang yang ditugal pada tanah, ditutup dengan kompos yang sudah dipermentasi.

“Bibit jagung yang sudah dimasukkan pada lubang yang ditugal pada tanah, kita menutup dengan kompos yang sudah dipermentasi,” ungkapnya.

Ditanya hama yang biasanya menyerang tanaman jagung dan cara mengatasinya, Sudung menjelaskan biasanya jagung yang berumur 1 (Satu) Minggu akan diserang hama pemotong.

“Dan jika tanaman jagung terserang hama pemotong batang tersebut, segera lakukan penyemprotan pada tanaman jagung dengan racun hama rutin dalam 1 minggu,” kata Sudung.

Lanjut kata Sudung menambahkan, pupuk yang dipakai mulai dari penanaman sampai bisa panen hingga saat ini, yaitu Pupuk Urea, Phoska, SP.

“Pupuk yang kita pakai, urea, phoska, sp. Pemupukan yang kita lakukan mulai dari penanaman hingga panen, kita lakukan seperti biasa, hanya dua kali pemupukan,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut juga, ia mengaku kendala yang dihadapi masyarakat petani didaerahnya terkait ketersedian pupuk yang sering langka. Ia memohon kepada pemerintah agar secepatnya diatasi agar tidak terkendala kepada masyarakat.

“Harapan kiita kepada pemerintah, agar bisa dibuat distributor pupuk di Pakpak Bharat, agar kapan pupuk dibutuhkan masyarakat bisa tersedia, apalagi musim tanam jagung disini tidak menentu,” harap Sudung. (Lastro Banurea)